Sabtu, 10 Maret 2012

D3 Farmasi UMMgl
















  •  Islami
  •  Inovatif
  •  Kompetitif




Dosen-dosen lulusan PTN dan PTS ternama:
1. Fitriana Yuliastuti, M.Sc.,Apt
2. Imron Wahyu H, S.Farm.,Apt
3. Heni Lutfiyati, S.Si.,Apt
4. Tiara Mega K, S.Farm.,Apt
5. Elmiawati Latifah, M.Sc.,Apt
6. Prasojo Pribadi, M.Sc.,Apt
7. Anik Zulfiyah, S.T, M.T
8. Puspita Septi D, S.Farm.,Apt



Prospek Lulusan:
1. Industri Farmasi & PBF
2. Rumah Sakit
3. Puskesmas
4. Apotek
5. Klinik Kesehatan
6. Pegawai Negeri Sipil
7. Laboratorium Klinik 
8. TNI & POLRI dsb

 

Laboratorium:
1. Laboratorium Farmasetika
2. Laboratorium Teknologi Farmasi
3. Laboratorium Mikrobiologi
4. Laboratorium Biologi Farmasi
5. Laboratorium Kimia
6. Laboratorium Farmakognosi
7. Laboratorium Bahasa
8. Laboratorium Komputer 
9. Laboratorium Farmakologi


Metode Pembelajaran:
  • Student Center Learning
  • Discussion Focus Group 
Tempat PKL:
1. Apotek UGM Jogja
2. Apotek Sumbing
3. Apotek UAD Jogja
4. Apotek Viva Generik
4. RSUD Muntilan
5. RSU Tidar Magelang
6. RSUD Temanggung
7. RST dr. Soedjono



Info pendaftaran bisa langsung klik alamat web dibawah ini:
http://www.ummgl.ac.id/index.php/content/view/124/215/ 
atau
http://www.fikes.ummgl.ac.id/ 

 Galeri Kebersamaan Antara Dosen & Mahasiswa


Futsal 


 Outbond



 Rafting

Info Lowongan Kerja Farmasi

http://www.jobloker.co.id/id/pekerjaan/filter_job_list/farmasi-dan-alat-kesehatan

http://job-search.jobstreet.co.id/indonesia/pharmacy-healthcare-jobs/#home

http://id.jobsdb.com/ID/ID/Search/FindJobs?SearchFields=Positions,Companies&KeyOpt=COMPLEX&JSRV=1&RLRSF=1&JobCat=222&Locations=1&JSSRC=JSRSB

Obat Tradisional

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh (wikipedia.org).
Jamu dan obat herbal tradisional, sampai saat ini belum dikembangkan secara optimal. Produksi jamu dan obat-obatan herbal tradisional lebih banyak diproduksi oleh home industry. Hanya sebagian kecil jamu dan obat-obatan herbal tradisional yang diproduksi secara masal melalui industri jamu dan obat tradisional di pabrik-pabrik. Untuk meningkatkan kualitas, mutu, dan produk jamu serta obat-obatan yang dihasilkan oleh masyarakat kita, diperlukan kerjasama seluruh pihak yang terkait.Kerjasama itu dimaksudkan agar jamu dan obat herbal tradisional yang dihasilkan dapat bersaing, baik di pasar regional maupun global.
Beredarnya jamu dan obat-obatan yang tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obatdan Makanan, akan merugikan konsumen. Di samping itu, secara ekonomi, beredarnya obat-obatan seperti itu justru akan merusak citra obat tradisional. Citra yang rusak akhirnya akan memukul produksi dan pemasaran obat-obatan herbal, di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, terus berupaya melakukan pengawasan demi meningkatkan keamanan, mutu, dan manfaat obat tradisional. Hal ini dilakukan agar masyarakat terlindung dari obat tradisional yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan (marhaenisme.com).
Untuk melindungi konsumen dari penggunaan obat tradisional yang dalam pembuatannya tidak sesuai dengan standar keamanan dan kualitas mutu yang terjaga maka BPOM mengeluarkan peraturan tentang cara pembuatan obat tradisional yang baik.

Lewat link dibawah ini anda dapat mendownload peraturan-peraturan mengenai obat tradisional

http://www.pom.go.id/nonpublic/obat_tradisional/default.asp

Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif dan terkini oleh apotker kepada pasien dan masyarakat yang membutuhkan. Tujuan informasi obat adalah meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan resiko efek samping. Manfaat pelayanan informasi bagi apoteker adalah menjaga citra profesi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, mewujudkan pelayanan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi, menghindari medication error dan pelayanan untuk menarik pelanggan dalam upaya memasarkan pelayanan (Binfar, 2006)

Jika anda membutuhkan segala informasi tentang obat anda bisa klik alamat website dibawah ini:

http://www.informasi-obat.com/

DOEN 2011

Sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang obat dan kedokteran serta perubahan pola penyakit yang ada di masyarakat dan untuk melaksanakan amanah Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Ditjen Binfar dan Alkes melalui Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian melakukan revisi dan penyempurnaan terhadap DOEN 2008.

Dibawah ini adalah Link untuk mendownload DOEN 2011:
 
http://www.binfar.depkes.go.id/index.php/berita/view/315

Obat & Kehamilan

OBAT DAN MASA KEHAMILAN
Prasojo Pribadi

Abstrak
Penggunaan obat sering kali dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama masa kehamilan. Survei tentang penggunaan obat selama kehamilan, sekitar 35% wanita di Inggris minum obat sekurang–kurangnya sekali selama hamil, meskipun hanya 6% minum suatu obat selama trimester pertama. Obat adalah suatu produk buatan yang hanya diberikan bila ada indikasi medis, termasuk yang namanya vitamin. Obat adalah suatu zat yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan efek pengobatan (terapi) bila diberikan pada individu yang sakit atau memerlukan pengobatan. Mengingat obat bukan dihasilkan secara alami, maka obat termasuk zat asing yang bila diberikan kepada ibu hamil berpotensi menimbulkan efek samping pada ibu dan janin yang dikandungnya. Sikap berhati-hati menggunakan obat perlu dimiliki wanita hamil. Sikap itu didasari kenyataan terpengaruhnya calon bayi bila wanita hamil menggunakan obat.

Kata kunci: Obat, Janin, Hamil

PENDAHULUAN
Penggunaan obat selama kehamilan merupakan suatu masalah khusus. Bagi wanita, mengetahui sedini mungkin bahwa dirinya positif hamil adalah sangat penting karena pada beberapa minggu pertama kehamilan, akan terjadi pembentukan organ-organ tubuh yang vital. Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Mansjoer, 1999 dalam Mahardinata, 2009). Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Perubahan-perubahan fisik dan emosi pada diri ibu hamil biasanya terjadi setiap trimester selama kehamilan. Setiap trimester mempunyai karakteristik yang harus diketahui oleh ibu hamil. Masa kehamilan dibagi dalam 3 tahap. Tahap pertama disebut trisemester pertama kehamilan (tiga bulan pertama masa kehamilan). Tahap ini merupakan tahap paling kritis karena pada tahap ini berlangsung proses pembentukan organ-organ penting bayi. Dalam tahap ini janin sangat peka terhadap kemungkinan kerusakan yang disebabkan obat, radiasi dan atau infeksi yang menyerang. Penyebab kerusakan terhadap calon bayi tersebut disebut teratogen. Pemberian obat-obat tertentu boleh jadi akan memberikan kecacatan lahir.
Penggunaan obat sering kali dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama masa kehamilan (Anonim, 2006 dalam Mahardinata, 2009). Survei tentang penggunaan obat selama kehamilan, sekitar 35% wanita di Inggris minum obat sekurang–kurangnya sekali selama hamil, meskipun hanya 6% minum suatu obat selama trimester pertama. Penggunaan obat selain di luar suplemen besi dan vitamin serta obat–obat yang digunakan selama bersalin. Obat yang paling banyak dipakai adalah analgetik non-narkotik, sebesar 12,9%; obat antibakteri 10,3%; dan antasida 7,4%. Sebuah tinjauan tentang penelitian epidemiologi pada kehamilan di Amerika Utara dan Eropa selama jangka waktu 25 tahun menemukan tingkat penggunaan obat yang selalu tinggi (Rubin, 2000). Pemberian obat pada wanita hamil sering kali diperlukan dan diperkirakan, sekitar 90% wanita hamil pernah mendapat sekitar 3 atau 4 obat selama masa kehamilannya. Laporan lain menyimpulkan bahwa sepertiga dari 100% wanita hamil mendapatkan sedikitnya satu seri pengobatan yang baru (Aslam et al, 2003 dalam Mahardinata, 2009). Terdapat laporan bahwa 20 – 25% ibu hamil menggunakan obat-obatan secara teratur selama kehamilan. Kelainan kongenital major terjadi pada 3 – 4% kelahiran hidup dan 70% dari kelainan tersebut tidak diketahui penyebabnya. Terdapat perkiraan bahwa 2 – 3% kelainan kongenital major disebabkan oleh obat dan 1% disebabkan oleh polusi lingkungan.
Obat adalah suatu produk buatan yang hanya diberikan bila ada indikasi medis, termasuk yang namanya vitamin. Obat adalah suatu zat yang dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan efek pengobatan (terapi) bila diberikan pada individu yang sakit atau memerlukan pengobatan. Mengingat obat bukan dihasilkan secara alami, maka obat termasuk zat asing yang bila diberikan kepada ibu hamil berpotensi menimbulkan efek samping pada ibu dan janin yang dikandungnya. Sikap berhati-hati menggunakan obat perlu dimiliki wanita hamil. Sikap itu didasari kenyataan terpengaruhnya calon bayi bila wanita hamil menggunakan obat yang sebagian besar merupakan bahan kimia itu. Namun sikap ini jangan pula ditindaklanjuti dengan ketakutan menggunakan obat. Kalau memang diperlukan, obat akan sangat bermanfaat.

KEHAMILAN
Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduannya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (Anonim, 2004 dalam Mahardinata, 2009). Seorang ibu dikatakan hamil apabila sudah terdengar bunyi denyut jantung janin serta terlihatnya tulang janin melalui ultrasonografi (USG) dan dalam foto rontgen (Mochtar, 2002 dalam Mahardinata, 2009).
Kehamilan dibagi 3 fase yaitu :
1.        Trimester 1 antara 0 sampai 12 minggu
2.        Trimester 2 antara 12 sampai 28 minggu
3.        Trimester 3 antara 28 sampai 40 minggu
Menurut Wiknjosastro (1999) pada wanita hamil terdapat dan gejala antara lain sebagai berikut :
a)        Amenore
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi. Penting diketahui tanggal pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan pesalinan.

b)        Nausea (eneg) dan emisis (muntah)
Eneg umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang emosi. Morning sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
c)        Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d)       Pingsan
Sering dijumpai bila pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada bulan pertama tidak ditempat itu. Keadaan ini akan menghilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e)        Payudara tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progestron yang merangsang duktuli da alveoli di payudara.
f)         Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama tidak anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makanan, sehingga kenaikan berta badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

FARMAKOKINETIKA SELAMA KEHAMILAN
  • Farmakokinetika adalah studi mengenai bagaimana obat bekerja dalam tubuh.
  • Absorbsi obat selama kehamilan berubah oleh karena  pengosongan lambung dan sekresi asam lambung menurun dan motilitas usus menurun. Volume tidal paru meningkat sehingga dapat mempengaruhi absorbsi obat inhalasi.
  • Distribusi volume berubah selama kehamilan. Volume plasma > 40%, volume cairan tubuh total > 7 – 8 L dan lemak tubuh > 20 – 40%. Meskipun terdapat perubahan perubahan tersebut (yang diharapkan akan menurunkan kadar obat) , kadar albumin < dan asam lemak bebas serta lipoprotein > . Sebagai akibatnya, pengikatan protein obat lebih rendah pada keadaan hamil  sehingga kadar obat bebas (yang secara biologis aktif) dalam sirkulasi meningkat .
  • Metabolisme dan eliminasi obat selama hamil berubah. Kadar hormon steroid yang tinggi akan mempengaruhi metabolisme di hepar dan memperpanjang waktu paruh obat. Laju flitrasi glomerulus  meningkat 50 –60% sehingga “clearance” obat di ginjal meningkat.
TERATOGENESITAS
  • Didefinisikan sebagai disgenesis (pembentukan keliru) dari organ-organ janin secara structural maupun fungsional (misalnya fungsi otak). Manifestasi yang khas dari teratogenesis berupa pertumbuhan yang terhambat atau kematian dari janin, karsinogenesis dan malformasi struktur organ maupun fungsinya (Tjay dan Kirana, 2007)
  • Teratogenesitas merupakan penelitian mengenai perkembangan janin abnormal dan merujuk pada abnormalitas struktural dan fungsional
  • Selain zat ber molekul besar (seperti heparin) , semua obat yang diberikan pada ibu akan melintasi plasenta pada tingkatan tertentu.
  • Efek obat tertentu pada janin tergantung pada dosis. waktu dan lama paparan serta faktor genetik dan lingkungan. Resiko tertinggi janin mengalami cedera adalah selama periode embriogenesis (hari ke 17 – 45 pasca konsepsi)

KATEGORI RESIKO UNTUK OBAT DALAM KEHAMILAN

PRINSIP PEMAKAIAN OBAT DALAM KEHAMILAN    
  •  Pertimbangkan mengatasi penyakit tanpa menggunakan obat, terutama pada 3 bulan pertama kehamilan. 
  • Obat hanya digunakan bila manfaat yang diperoleh ibu lebih besar dibandingkan kemungkinan resiko yang  bakal terjadi pada janin.
  •  Apabila harus menggunakan obat, pilihlah obat yang telah dipakai secara luas selama kehamilan. Hindarilah penggunaan obat yang baru beredar karena belum cukup waktu untuk mengetahui keamanannya.
  •  Hindari penggunaan obat polifarmasi – menelan berjenis-jenis obat (4 atau 5 jenis), terapi obat yang terdiri dari zat tunggal.
  •  Cari tahu apakah obat yang akan digunakan aman sesuai kategori dunia pengobatan.
  •  Gunakan hanya jika memang ada indikasi mutlak
  •  Gunakan dosis efektif terendah
  •  Hindari pemakaian obat bebas

PENGGUNAAN OBAT DAN PENGARUHNYA PADA JANIN
a. Asetaminofen
Asetaminofen (Tylenol®, Dakril®, Panadol®, Parasetamol®) merupakan obat kehamilan grup B. Obat ini adalah obat yang paling sering dipakai selama kehamilan dan dipakai pada semua trimester kehamilan untuk jangka waktu yang pendek, terutama untuk efek analgesik dan antipiretiknya. Asetaminofen ditemukan juga pada air susu ibu dalam konsentrasi yang kecil . Saat ini tidak ditemukan bukti nyata adanya anomali janin akibat pemakaian obat ini (Hayes dan Kee, 1993).
b. Vitamin
Salah satu faktor utama untuk mempertahankan kesehatan selama kehamilan dan melahirkan janin yang sehat adalah asupan zat-zat gizi yang cukup dalambentuk energi, protein, vitamin dan mineral. Vitamin A (isotretonoin, etretinat) merupakan teratogen kuat, menunjukkan bahwa analog tersebut dapat merubah proses diferensiasi normal. Penambahan asam folat selama kehamilan dimaksudkan untuk menurunkan terjadinya kelainan pembuluh saraf. Vitamin yang sering digunakan dalam kehamilan misalnya asam folat untuk mencegah defek tabung syaraf, seperti spina bifida, kalsium yang digunakan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin, termasuk pembentukan tulang dan gigi, dan suplemen lain seperti vitamin B12 dan vitamin D (Katzung, 1998).
c. Asam folat
Selama kehamilan asam folat (Vitamin B9, folagin) diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak. Defisiensi asam folat di awal kehamilan dapat menyebabkan absorbsi spontaneus atau defek kelahiran (defek pada tabung dan saraf), kelahiran premature, berat badan lahir yang rendah, dan solusio plasenta (pelepasan plasenta yang lebih dini dari seharusnya). Kebutuhan asam folat yang direkomendasikan untuk sehari adalah 180 mg, untuk kehamilan diperlukan asam folat sebanyak 400 sampai 800 mg (Hayes dan Kee, 1993).

d. Zat besi
Selama kehamilan, kira–kira jumlah zat besi yang diperlukan dua kali keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan setiap hari bagi ibu dan janin. Tambahan zat besi biasanya tidak diperlukan sampai trimester kedua kehamilan sewaktu janin mulai menyimpan besi, tetapi kebutuhan tertinggi adalah pada waktu trimester ketiga. Tidak ada efek teratogenik yang pernah dilaporkan dengan dosis fisiologis (Hayes dan Kee, 1993).
e. Antiemetik
Mual dan muntah selama masa kehamilan paling banyak dikeluhkan oleh ibu hamil (kira–kira 88%) kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kadar gonadotropik korionik manusia. Hiperemesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil yang dapat berakibat fatal. Penderita hiperemesis gravidarum mengalami muntah terus–menerus sehingga cadangan karbohidrat, protein dan lemak digunakan sebagai pengganti energi (Hayes dan Kee, 1993).
f. Antibiotik
Wanita muda sering mengalami infeksi, khususnya infeksi saluran kemih, karenanya memerlukan terapi antimikroba. Wanita hamil mempunyai resiko yang lebih besar untuk mendapatkan infeksi saluran pernapasan atas yang lebih menyusahkan, karena seringkali berada dalam suatu lingkungan dengan anak-anak kecil. Penggunaan obat yang hendaknya dihindari karena menimbulkan resiko terhadap janin misalnya streptomisin yang menyebabkan ototoksisitas pada janin setelah pemberian terapi jangka panjang untuk tuberculosis ibunya. Selanjutnya, karena dampaknya yang membahayakan bagi janin, aminoglikosida lain, seperti gentamisin, tobramisin, netilmisin, dan amikasin, hendaknya dihindari untuk infeksi ringan, tetapi untuk terapi infeksi yang serius, disamping efektifitas perlu dipertimbangkan kemungkinan resiko terhadap janin (Rubin, 2000 dalam Mahardinata, 2009).
g. Antikoagulan
Antikoagulan oral telah dikenal sebagai teratogen selama beberapa tahun dan dihubungkan dengan tiga jenis kelainan utama. Pertama, angka aborsi meningkat sampai 50%. Kedua, antikoagulan dapat menyebabkan suatu embriopati yang telah dikenal dengan baik, yang mencakup pemendekan dan bercak-bercak (kondrodisplasia punktata) tulang dan hipoplasia hidung. Kedua kelainan ini lebih sering terjadi, meskipun tidak selalu, pada terapi dalam trimester pertama. Ketiga beresiko menyebabkan kelainan yang serius pada sistem saraf pusat, yang diperkirakan disebabkan oleh dysplasia garis tengah dorsal, yang meliputi tidak terbentuknya korpus kallosum, sindrom Dandy-Walker, dan ensefalokel.

KESIMPULAN
Informasi tentang obat-obat yang memberikan pengaruh buruk selama kehamilan seharusnya dimiliki oleh ibu-ibu yang sedang hamil. Hal ini supaya bisa menjadi pedoman saat keadaan sakit yang terpaksa diderita dan mengharuskan memakai obat-obatan. Pemakaian obat selama hamil sebaiknya memang dihindari, akan tetapi bagi tubuh yang sakit dan kondisi sakit tersebut akan bertambah parah jika terus dibiarkan, maka pengobatan adalah jalan yang terbaik. Ketepatan dalam pemilihan obat diperlukan untuk mengurangi sekecil mungkin efek samping merugikan yang dapat timbul. Pemberian obat harus berdasarkan indikasi medis, jangan sembarangan memakan obat karena setiap obat mempunyai karakteristik sendiri dan memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya terhadap janin.

DAFTAR PUSTAKA

Hayes, Evelyn R dan Kee, Joyce L, 1993. Farmakologi, WB Saunders Company

Katzung, G Bertram. 1998. Basic and Clinical Pharmacology, Lange Medical, McGrawhill.

Mahardinata, Irfan. 2009. Gambaran Penggunaan Obat Pada Ibu Hamil Pasien Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Januari–Juni Tahun 2009. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak untuk dipublikasikan)

Mansjoer, F.C. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Media Ausculapus, FK Universitas Indonesia, Jakarta

Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Wignjosastro, H. 1999. Perubahan Anatomi Fisiologik pada Wanita Hamil, Diagnosis Kehamilan, Ilmu Kebidanan, Edisi IV, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.



 http://apotekputer.com/Obat-dan-Kehamilan/ diakses tanggal 23 Desember 2011 

            http://yudihardis.com/obat-hamil/ diakses tanggal 23 Desember 2011


Jumat, 09 Maret 2012

Pharmacy Student Center Learning

Semoga hadirnya blog ini dapat membantu para mahasiswa farmasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Jika anda mempunyai kesulitan dalam materi kuliah ataupun anda menjumpai kasus-kasus tentang kefarmasian dalam lingkungan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari anda, saya siap berdiskusi dengan anda...